Monday 21 November 2011

Kumpulan Cerita Inspirasi Pengobar Motivasi I

PENEBANG DAN KAPAKNYA
Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya.
"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.
Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak bahkan mengalami stres pekerjaan. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.
KELUAR DARI SUMUR MASALAH
Suatu hari seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Keledai itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara itu si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan keledai tersebut.
Setelah beberapa jam mencoba berbagai cara, namun petani tersebut gagal mengeluarkan keledai tersebut dari dalam sumur yang cukup dalam. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena bisa berbahaya untuk orang lain yang lewat di atas sumur tersebut. Petani tersebut berpikir tidak ada gunanya mengerahkan upaya lebih lanjut untuk menolong si keledai.
Lalu petani tersebut mengajak rekan-rekannya untuk datang membantu menimbun sumur tersebut dengan tanah. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Karena tumpukan tanah menimpanya di dalam sumur yang sesak.
Tiba-tiba si keledai tiba-tiba menjadi diam dari tangisnya. Petani dan rekan-rekannya segera melihat ke dalam sumur apa yang terjadi dengan keledai itu. Mereka berpikir, keledai tersebut sudah mati.
Namun, setelah petani dan rekan-rekannya melihat ke dalam sumur, mereka tercengang. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara para rekan si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.
Sama seperti keledai tersebut, kadang kita berada dalam situasi terjepit. Bahkan kita mendapat tumpahan tanah dan kotoran berupa problem dan tekanan hidup setiap hari. Cara terbaik untuk keluar dari berbagai masalah yang bertubi-tubi menimpa kita adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita dan melangkah naik dari dalam "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah yang menimpa kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah lebih maju. Kita dapat keluar dari "sumur" yaitu kesulitan kehidupan yang terdalam dengan terus berjuang. Jangan pernah menyerah! Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan:
  • Bebaskan dirimu dari kebencian
  • Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
  • Hiduplah sederhana
  • Berilah lebih banyak
  • Tersenyumlah
  • Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum


BELALANG DIDALAM KOTAK
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut.
Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?".
Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, "Di manakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan".
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.


Kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama seperti contoh belalang tadi. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.
Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Padahal sebenarnya Anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" jika Anda mau menyingkirkan "kotak semu" itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan Anda?


KEBAIKAN HATI DAN BALASANNYA
Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. "Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih." Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan: "Dapatkah Bapak menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?"
Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum: "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar!"
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir: "Di restoran ini, kuah sayur gratis."
Lalu ia memesan semangkuk lagi nasi putih. "Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya."
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini. "Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah

sebagai makan siang saya!"
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota untuk menempuh pendidikan, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.
Pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi. Suaminya kemudian membisik kepadanya: "Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di atas nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung dan lain kali dia tidak akan datang lagi. Jika dia ke tempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah."
"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya."
"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku?" sambut suaminya dengan senyum hangat.
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
"Terima kasih, saya sudah selesai makan." Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
"Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat!" katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini

besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat sekolah.
Setelah tamat sekolah, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi di restoran tersebut karena sudah bekerja di kota lain.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Suami istri ini tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.
Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor yang bagus.
"Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan. Saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di

perusahaan kami. Perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan."
"Siapakah direktur diperusahaan Anda? Dan mengapa ia begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia!" sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami! Direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya."
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: "Bersemangat ya! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok!"
Kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama seperti contoh belalang tadi. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.
Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Padahal sebenarnya Anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" jika Anda mau menyingkirkan "kotak semu" itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan Anda?

ANGGOTA DEWAN DAN TELEPHON
Segera setelah renovasi gedung DPR, seorang anggota DPR memasuki ruangannya. Dengan bangganya dia melihat ruangan barunya yang terlihat mewah dengan furnitur mewah dan perangkat elektronik kelas atas.
Saat duduk di meja kerjanya, dia melihat seorang pekerja di depan pintu ruangannya. Supaya terlihat sedang sibuk, dia segera mengangkat telepon yang ada di meja kerjanya dan memulai bicara di telepon mengenai proyek besar yang sedang dia tangani. Dia juga membahas situasi politik terkini yang terjadi dengan lawan bicaranya di telepon.
Setelah beberapa lama berbicara dengan suara agak keras di telepon, anggota DPR itu mengakhiri pembicaraan di telepon dan menutup telepon. Kemudian ia bertanya kepada pria yang berada di depan pintu ruangannya: "Apa yang bisa saya bantu Pak? Maaf, saya baru saja menelpon seorang pejabat di daerah untuk sebuah mega proyek. Dan harus update situasi politik ke pejabat di daerah."
Pria itu menjawab: "Maaf Pak, saya baru mau memasang kabel telepon di meja Bapak."


Jangan sok jadi orang

0 comments:

Post a Comment